Minggu, 04 Agustus 2013

Long Distance Relationship

Kalau saya bisa, saya nggak mau jatuh cinta sama orang yang buat ketemu dengannya, saya harus menempuh...
  • 1,5 jam dari rumah ke bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng- 30 menit di atas pesawat- 1 jam dari bandara Radin Inten II Tanjung Karang sampai ke Metro, atau..
  • 8-9 jam perjalanan darat dari Bekasi sampai Metro

Ya, sekali lagi saya katakan, itu kalau saya bisa. Sayangnya, dia, laki-laki yang membuat saya merasa yakin dengannya itu ya memang tinggalnya ribuan kilometer dari saya.

Kalau punya pasangan LDR yang mengerti benar arti komitmen dan serius dalam menjalani hubungan, LDR memang bukan momok. Semua dijalani dengan santai tapi tetap mengarah pada sebuah tujuan. Jarak bukan alasan segala pertengkaran, segala kecemburuan. Paling nggak, saya tahu kualitas pacar saya. :)

Enaknya LDR di saat saya masih harus menjalani masa studi antara lain:

  • saya lebih fokus menyelesaikan studi dan nggak perlu repot-repot mengatur jadwal kapan harus jalan sama pacar, nggak harus pusing membagi waktu
  • kalau sudah capek seharian dengan rutinitas, telpon-telponan tengah malam itu sudah nggak ada energi kalau buat hal-hal yang nggak penting seperti saling cemburu atau apalah, yang ada, kita cuma pingin ngobrol-ngobrol dan ketawa-ketawa
  • jadi jauh lebih mandiri, karena pacar kan jauh, nggak ada yang bisa dimintai tolong kalau kita butuh apa-apa. harus bisa mengatasi masalah sendiri
  • dan ketika datang hari yang kita tentukan bersama untuk bertemu...rasanya benar-benar tak terlukiskan. betapa mahalnya arti sebuah pertemuan, tapi bertemu di saat beban studi sudah kelar itu rasanya memang berbeda. senang-senangnya tanpa beban

Nggak enaknya LDR buat saya antara lain :

  • Kalau malam minggu jalan-jalan, kanan kiri depan belakang lihat orang pacaran dan saya cuma bisa senyum sambil gigit jari. 
  • Biar sudah sekangen apa juga, kalau belum waktunya ketemu ya nggak bisa dipercepat. Pertemuan kita benar-bnar harus terjadwal.
  •  ...nggg....nggak tahu apa lagi..
Dibilang susah ya lumayan susah, tapi dibilang seru ya seru aja. Saya sih ambil sisi positifnya aja. Pacaran biar tiap hari ketemu, kalau nggak cocok ya nggak cocok aja. Nah, gitu juga saya. Jarak nggak pernah jadi masalah. Kan ada telepon. Kalau hanya mau membicarakan masalah, via telepon juga bisa koq. Dan beruntungnya saya, punya pacar yang nggak kayak satpam, yang mau tau aja urusan saya. Dia percaya saya dan begitu juga sebaliknya. Cemburu dan curiga disingkirkan jauh-jauh. Buat apa menambah beban pikiran?

Pacaran bukan sekedar bertemu, jalan-jalan bareng atau berduaan melulu. Buat saya, tiap hari juga saya bisa berduaan dengan pacar saya walaupun lewat telepon. Tapi toh saya masih tetap bisa berbagi, masih bisa curhat masih bisa kangen-kangenan dan masih bisa saling mengenal karakter masing-masing. 
LDR itu cuma soal.....dengan siapa kita menjalaninya...itu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar