Senin, 23 September 2013

Dua Puluh Empat Januari

  ada dua hati, sama-sama enggan meninggalkan persimpangan

aku dengan seluruh angan-anganku

dan engkau dengan seutuh masa lalu

tapi aku memilih untuk menerima, bahkan kalaupun semua berujung pada perpisahan,

aku memilih untuk bertaruh hati, sekalipun semua mencemooh

aku tahu hati masih benteng paling jujur, yang lebih mampu menopang

dibandingkan seribu cerca yang datang...

 

Januari adalah awal yang kita tuliskan mimpi-mimpi

masih selalu dibumbui romantisme yang kali ini membuat kita tertawa,

tapi urusan hati, di mana kita mampu mengukirnya?

 

Adalah keheningan malam yang mendaraskan rinai rindu,

aku dan sisa-sisa rutinitas

dan sebait kesabaran yang aku temukan di ujung hari..

terima kasih.. 

 

Kita berpesta dalam hati, setiap malam dan setiap semua tengah terlelap

aku mendekap erat bulir rindu yang menyeberang jauh dari untai yang terdengar

Kita bercengkerama bahkan ketika hanya sunyi yang merambat

di hela nafasmu masih tersisip sejuta asa

aku mengamini setiap kita memanjatkan doa dalam ritme yang sama

semesta tak pernah mewarnai kelabu yang terlalu membuat resah

 

Kita tak tahu kapan jalan pulang akan diluruskan dan kapan waktu untuk menjawab tanya

tapi akar-akar keteguhan hati tak pernah lesu

bahkan ketika samudera mengambil jarak

sudah, itu hanya bagian yang nanti akan selesai juga..

 

"terima kasih untuk perjalanan manis ini..terima kasih karena masih menggenggam hati dan tanganku, dan kita tetap berjalan, tetap percaya dan tetap memilih untuk tak saling melepaskan.."