Kamis, 23 Januari 2014

24 Januari, Setahun yang Lalu....

Selamat malam, Mamasku....


Dua puluh empat Januari setahun yang lalu, adalah salah satu malam yang akan selalu ada di dalam laci kenangan di girus-girus cerebri ku. Salah satu malam paling mengesankan, paling menyita seluruh hari-hari dan satu malam paling mendebarkan.

Aku tak ingat malam itu kau memintaku menjadi kekasihmu. Diantara jarak yang begitu jauh, yang memisahkan tatapanmu dan tatapanku, aku tak ingat pernahkah kau menanyakan "Maukah kau jadi pacarku?" Aku hanya ingat, kalimat itu memang tidak pernah ada...tidak pernah kau ucapkan..juga hingga puluhan juta detik yang sudah kita lalui berdua. Kau tak pernah memintaku menjadi pacarmu. 

Malam itu, tak pernah aku lupa, kau menuliskannya dengan sangat manis, "di usiaku yang sudah setua ini, aku tak lagi mencari pacar hanya sekedar untuk main-main, aku mencari perempuan yang mau mendampingiku seumur hidup.."

 

Kekasihku..............
aku menuliskan sebuah gurat nama di permukaan hati 
dan tak lagi menorehkannya dengan tinta yang pudar dihapus waktu
kuukir dengan perjalanan hari-hari
yang kemana aku pergi, tak sejenakpun tertinggal 

Kita pernah melawan waktu dan meringis pilu
kala malam digilas rindu yang entah kan bertepi dimana
kita melewatinya
diantara rajam-rajam yang mencemooh
dan duri-duri yang menyakiti panjangnya penantian
tapi adakah kita memilih untuk saling melepas?

Semua doa rindumu telah berlabuh di pesisir hatiku
dan untai novena ku selalu menemani setiap langkahmu
hanya bait-bait ketabahan dan hasrat menyimpan setia
yang akhirnya selalu membawamu pulang
dan menghadirkan kembali aku di dekap eratmu

24 Januari, setahun yang lalu...
ketika perjalanan dimulai dengan empat belas tanya
dan aku tak pernah menyajikan jawab
kecuali "ada aku di setiap kau ingin berlari  karena luka"


24 Januari, setahun yang lalu...
dimulai dengan mimpi yang tak terlalu tinggi
kau sapukan siluet manis yang selalu menghadirkan senyuman
dan aku tak pernah jemu menuliskannya
bukankah akhirnya kita diarahkan mencintai keindahan yang sama?
aku dan lembar-lembar puisi dan kau yang menjadikannya sketsa 

Aku tau tulisan mampu bicara, tapi kau menjadikannya lebih dari sekedar bicara
goresan kata yang kau terjemahkan menjadi hidup di atas kanvasmu
lalu kita bercerita tanpa seorangpun mengerti
sebab sejak itu, dunia yang kita kukuhkan, memang hanya aku dan kau
yang mampu menekuni isyaratnya...

Tiga ratus enam puluh lima hari sudah terlewati...
aku masih ingin bergulat di dunia kita yang menyuguhkan begitu banyak warna
aku masih ingin terus menulis sembari menemanimu melukis..
aku ingin hidup tanpa akhir
kecuali kita mengakhirnya di atas lembar-lembar yang di atasnya penuh riwayat kita
dan ribuan mahakarya yang pada akhirnya menenggelamkan aku dan kau 




~terima kasih untuk setiap waktu yang kita lalui berdua, sekalipun aku di sini dan kau masih belum mampu kudampingi setiap waktu. Teduh tatapanmu selalu meredakan segala rasa khawatirku, dekap erat pelukmu selalu menyatakan semua akan baik-baik saja dan satu kecup di kening selalu menyatakan betapa berartinya aku untukmu




with love..

24 Januari 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar